Merapi After Erruption: Urip anyar nganggo nalar



Waktu catatan ini mulai ditulis, suara gamelan masih membahana di udara Ngadimulyo, sebuah desa yang hanya berjarak 7 km dari puncak merapi. Melalui celah di bawah pintu yang meski sudah ditutup itu, udara dingin masih dapat menyelinap menyapa kulit. Tuan rumah menyediakan tikar tempat sebagian dari kami sudah merebahkan diri. Kami baru saja menghabiskan malam bermain gamelan bersama warga. Di sini, di jarak yang begitu dekat dengan sumber letusan dahsyat, kami membaur bersama manusia-manusia merapi dan menyelami kearifan mereka menghadapi alam. 

Merapi sudah reda. Eksotika dan manfaat yang menjadi magnet
mengundang manusia sejak ribuan tahun

Desa Ngadimulyo berada di ketinggian 744 m di atas permukaan laut. Jarak yang dekat dengan puncak merapi menjadikan wilayah ini rawan terhadap dampak yang ditimbulkan oleh letusan gunung. Tidak heran jika pada erupsi yang terjadi pertengahan 2010 lalu, seluruh penduduk desa diungsikan. Meski arah semburan erupsi awan panas tidak melewati desa mereka, kerusakan dan dampak yang ditimbulkan letusan merapi di sini tidak kalah mengerikan.  Banyak tanaman warga yang menjadi korban. Abu vulkanik menutupi sebagian besar rumah dan perabotan warga. 


life simply goes earthy.. unpretending

Jarak yang begitu dekat itu jugalah kiranya yang menjadikan interaksi mereka menjadi intens. Merapi ada dalam keseharian orang-orang ini. Ada semacam kedekatan yang unik antara masyarakat dengan merapi.

tawa.. ada harapan tersungging dan tersimpan
setepi dengan cemas manusia merapi 
benih kembali
Merapi sudah reda. Pasir dan abu tidak lagi beterbangan dan mengancam keselamatan. Orang-orang mulai berbenah, mencari nafkah. Ada dualisme yang sudah berlaku sejak ribuan tahun. Merapi adalah sumber malapetaka, merapi adalah sumber penghidupan. Dia menjadi sumber pengharapan yang begitu disegani. 

Orang-orang sudah kembali tersenyum. Tanah-tanah pertanian sudah kembali digarap. Palu dan gada sudah kembali memanen batu-batu. Dan para pendulang pasir itupun bisa menari kembali. 

seorang penambang batu sedang mengaso
menghirup angin dari gunung
ceret, perbekalan, apa saja...

sumber: http://maarifsamsul.wordpress.com/2011/06/30/merapi-after-erruptions/
oleh: Samsul Maarif

0 comments:

Post a Comment