Di tengah sembrawutnya pengelolaan sampah DKI Jakarta dan
ketidakpedulian sebagian warga terhadap sampah, masih ada secercah harapan dari
segelintir orang yang peduli.
Adalah Maman Rohiman, pria kelahiran 64 tahun lalu yang
memiliki kepedulian terhadap sampah.
Di saung kompos kecil miliknya yang hanya berukuran 4 x 4 meter di daerah Susukan, Jakarta Timur, Maman tidak pernah berhenti mengubah sampah menjadi sesuatu yang berarti.
Di saung kompos kecil miliknya yang hanya berukuran 4 x 4 meter di daerah Susukan, Jakarta Timur, Maman tidak pernah berhenti mengubah sampah menjadi sesuatu yang berarti.
Ditemui di rumahnya di RT 07 RW 04 Kelurahan Susukan,
Ciracas, Jakarta Timur, Maman mengaku kegiatannya didasari atas panggilan jiwa.
“Kegiatan begini nggak menghasilkan untung, Mas. Mangkanya nggak ada yang
tertarik.” Demikian dikatakannya.
Dari dua komposter yang dipakainya mengolah sampah, Maman
mampu menyerap 200 kg sampah rumah tangga setiap bulannya. Tiap komposter
berkapasitas 100 kg sampah. Dari jumlah sampah sebanyak itu kompos yang
dihasilkan hanya rata-rata 20kg sampai 30kg per komposter selama dua minggu. Jadi
dalam satu bulan rata-rata kompos yang dihasilkan Maman berkisar 50kg sampai
60kg. Sebagai gambaran, harga satu kilogram kompos hanya berkisar antara dua
sampai tiga ribu rupiah.
Penghasilan kecil tidak menyurutkan Maman untuk terus
berkarya menyelamatkan lingkungan. Ke depan, menurutnya, setiap orang harus
memiliki pemahaman untuk mengolah sampah. Bukan membuang sampah.
0 comments:
Post a Comment